Beranda | Artikel
Bermain dengan Anak
Jumat, 10 Februari 2023

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Bermain dengan Anak ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 15 Rajab 1444 H / 6 Februari 2023 M.

Kajian Tentang Bermain dengan Anak

Salah satu kebutuhan dasar (primer) anak adalah bermain. Hal ini belum dipahami oleh sebagian orang tua. Ada sebagian orang tua yang tidak mengerti bahwa salah satu kebutuhan dasar anak adalah bermain. Dia pikir anak itu yang penting makan, minum, pakai baju, tidur, kenyang. Dia lupa bahwa selain anak butuh makan, butuh minum, butuh baju, butuh tempat tinggal, dia juga butuh sesuatu yang namanya bermain.

Dikarenakan kekurangpahaman sebagian orang tua tentang hal ini, maka muncullah dua kubu yang bertolak belakang. Ada ekstrem kanan, ada ekstrim kiri.

Orang tua ekstrim kanan adalah yang melarang anaknya bermain atau tidak memberikan jatah bermain yang cukup untuk anak. Salah satu alasan yang sering dikemukakan bagi orang tua jenis ini adalah agar anak fokus belajar. Tentu niat ini bagus. Tapi niat yang bagus saja tidak cukup. Di dalam agama kita, yang harus diperhatikan itu bukan hanya niat, tapi juga caranya harus benar.

Ketika anak dihalangi dari kebutuhan dasarnya (yaitu bermain), itu malah akan membuat anak jadi tidak fokus belajar. Karena anak jadi tidak tersalurkan potensinya untuk bermain. Bahayanya bisa-bisa anak jadi stress. Akhirnya dia meluapkan stressnya itu dengan perilaku yang diluar nalar. Misalnya teriak-teriak, marah-marah, memukul, membanting. Sampai ada sebagian orang tua mengira anaknya kesurupan.

Jadi justru kalau anak diberi kesempatan bermain, ini akan membuat anak fokus belajar. Karena suasana batinnya riang, senang, gembira. Kalau orang sudah gembira, maka ketika diajak belajar dia akan nyaman.

Orang tua ekstrim kiri adalah orang tua yang terlalu longgar dalam memberikan hak bermain pada anak. Contoh kesalahan ini banyak sekali. Di antara contohnya: keliru dalam memberikan media (alat) bermain untuk anak, atau terlalu longgar dalam memberikan teman bermain.

Salah satu media bermain yang kerap disediakan orang tua untuk anaknya adalah HP. Di zaman ini sudah bukan merupakan pemandangan asing, anak-anak SD pegang HP. Bahkan anak batita sudah diberi kesempatan untuk bermain HP. Kebanyakan orang tua beralasan: anak mendesak minta HP, karena rata-rata temannya punya HP. Atau karena orang tua merasa bahwa HP adalah solusi agar anak anteng, tidak rewel dan tidak bolak-balik mengganggu aktivitas orang tuanya. Padahal telah terbukti betapa dahsyatnya dampak buruk penggunaan HP secara serampangan. Jika orang dewasa -yang akalnya sudah sempurna- saja bisa rusak keimanannya gara-gara HP, apalagi anak kecil yang akalnya belum sempurna.

Adapun terkait dengan teman bermain yang merusak akhlak anak, ini juga terkadang luput dari perhatian orang tua. Sebagian orang tua beralasan, jika anak berada di dalam rumah, suka mengganggu, sering berpolah menjengkelkan dan membuat masalah. Mendingan disuruh bermain di luar saja. Sayangnya tidak diperhatikan siapa teman-teman bermain anak di luar rumah. Akibatnya saat pulang bermain, anak membawa kosakata buruk baru, atau perilaku negatif baru.

Solusi Jitu

Seluruh kendala di atas insyaAllah bisa diatasi dengan mengamalkan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berikut. Yaitu: orang tua bermain dengan anak.

Ya’la bin Murrah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan,

خَرجنَا مَع النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ودُعِينَا إِلَى طَعامٍ، فَإِذا حُسينٌ يَلعبُ فِي الطَّريق، فَأسرعَ النبيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمامَ القَومِ ثُم بَسطَ يَديهِ، فَجَعلَ الغُلامُ يَفِر هَهُنا وهَهُنا، ويُضَاحِكُه النَبيُ صلى الله عليه وسلم، حَتى أَخذهُ، فَجعلَ إِحدى يَديهِ فِي ذَقْنِهِ والأُخرَى فِي رَأسهِ، ثُم اعتَنَقَه، ثُم قَال النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (حُسينٌ مِني وَأنَا مِنهُ، أَحبَّ اللهُ مَن أَحبَّ الحَسنَ والحُسينَ سبطان مِن الأسباط)

“Kami pernah keluar bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendatangi undangan makan. Di tengah perjalanan, kami mendapati Husain sedang bermain di jalan. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bergegas mendahului kami dan membentangkan kedua tangannya. Husain pun lari menghindar kesana dan kemari. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terus mencandainya, hingga beliau berhasil menangkapnya. Salah satu tangan beliau memegang dagu Husain dan satunya memegang kepala, lalu beliau memeluknya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Husain bagian dariku dan aku bagian darinya. Semoga Allah mencintai orang yang mencintai Hasan dan Husain; kedua cucuku”. (HR. Bukhari dalam Al-Adab al-Mufrad dan dinilai hasan oleh al-Albaniy)

Banyak sekali manfaat yang dihasilkan dari meluangkan waktu untuk bermain bersama anak. Contohnya:

  • Akan membangun keakraban orang tua dengan anak.
  • Mengurangi ketergantungan orang tua dan anak terhadap HP.
  • Menghindarkan anak dari teman-teman bermain yang tidak baik.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52683-bermain-dengan-anak/